Kamis, 25 Agustus 2011

Platyhelminthes

Disebut  Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain: • Tubuh simetri bilateral • Belum memiliki sistem pere... thumbnail 1 summary
Disebut  Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain:

• Tubuh simetri bilateral
• Belum memiliki sistem peredaran darah
• Belum memiliki anus
• Belum memiliki rongga badan  termasuk  kelompok Triploblastik Aselomata
• Memiliki basil isap (sucker)

Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dan saraf-saraf tepi Þ Saraf Tangga Tali. Beberapa ada yang mempunyai alat keseimbangan Statotista.

Gbr. Tiga Kelas Utama Platyhelminthes
TERDIRI DARI TIGA KELAS :
1 TURBELARIA (Cacing Berambut Getar)
Satu-satunya kelas yang hidup bebas (non-parasit), contohnya adalah Planaria yang mempunyai sistem ekskresi dari sel-sel api (Flame Cell). Bersifat Hermafradit dan berdaya regenerasi cepat.
2 TREMATODA (Cacing Isap)
Jenis-jenis kelas ini adalah :

  1. Fasciola hepatica (cacing hati ternak), bersifat hetmafrodit.
    Siklus hidupnya adalah : Telur --> Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea --> Sporokista --> berkembang menjadi Larva (II) : Redia --> Larva (III) : Serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong --> Kista yang menempel pada tetumbuhan air (terutama selada air atau Nasturqium officinale) kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang, apabila memakan selada air) --> masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa menyebabkan Fascioliasis.
  2. Clonorchis sinensis / Opistorchis sinensis (cacing hati manusia)
    Siklus hidupnya adalah: Telur --> Larva Mirasidium --> Sporokista --> Larva (II) : Redia --> Larva (III) : Serkaria --> Larva(IV) : Metaserkaria, masuk ke dalam tubuh Ikan kemudian termakan oleh Orang Cacing dewasa, menyebabkan Clonorchiasis.
  3. Schistosoma
    Contohnya adalah Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni. hidup dipembuluh darah dan merupakan parasit darah. Memiliki hospes perantara Siput. Menyebabkan Schistosomiasis.
  4. Paragonimus westermani (cacing paru)
    Cacing yang menjadi parasit dalam paru-paru manusia. Sebagai hospes perantara ialah ketam (Eriocheirsinensis) dan tetumbuhan air. Menyebabkan Paragonimiasis.
  5. Fasciolopsis buski
    Cacing yang menjadi parasit dalam tubuh manusia. Hidup di dalam usus halus. Hospes perantaranya adalah tetumbuhan air. Menyebabkan Fasciolopsiasis.
CESTODA (Cacing Pita)

Tubuhnya terdiri dari rangkaian segmen-segmen yang masing-masing disebut Proglottid.
Kepala disebut Skoleks dan memiliki alat isap (Sucker) yang memiliki kait (Rostelum) terbuat dari kitin. Pembentukan segmen (segmentasi) pada cacing pita disebut Strobilasi.
Contoh :
Taenia solium / Cacing pita manusia
Menyebabkan Taeniasis solium. Pada skoleknya terdapat kait-kait. Proglotid yang matang menjadi alat reproduksinya. Memiliki hospes perantara melaui Babi.
Siklus hidup :
Proglottid Masak
(terdapat dalam feses) bila tertelan oleh babi menjadi Embrio Heksakan, menembus usus dan melepaskan kait-kaitnya dan berubah menjadi Larva Sistiserkus (dalam otot lurik babi) tertelan manusia sehingga pada ahirnya menjadi Cacing dewasa.
Taenia saginata / Cacing pita manusia Menyebabkan Taeniasis saginata. Pada skoleknya tidak terdapat kait-kait. Memiliki hospes perantara melaui Sapi. Daur hidupnya sama dengan Taenia solium.
Diphyllobothrium latum, Menyebabkan Diphyllobothriasis. Parasit pada manusia dengan hospes perantara berupa katak sawah
(Rana cancrivora), ikan dan Cyclops.
Echinococcus granulosus
Cacing pita pada anjing.
Himenolepis nana
Cacing pita yang hidup dalam usus manusia dan tikus. Tidak memiliki hospes perantara.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

komentar anda sangat berarti bagiperkembangan blog kami ini.